HS, Tapi Mamanya Kerja. Trus Anaknya Belajarnya Gimana?

Unknown | Saturday, May 18, 2013 | | |
Bismillaah

Sebenarnya setelah nulis ini kemaren, aku masih pengen nulis tentang kenekadan ber-HS. Tapi kayaknya topik yang sekarang dijadikan judul lebih penting, biar gak dikejar-kejar terus sama pertanyaan: 'trus anaknya belajarnya gimana?' 'jadwalnya gimana?' 'belajarnya apa aja?' 'berapa jam sehari anak-anak belajar?' dll dsb. Kalo ntar dijawab seperti biasanya jawabanku: 'gak ada jadwal khusus kok' atau 'anak-anakku di rumah gak ngapa-ngapain, cuma maen doang' atau 'yaaaa...belajar apa aja yang anak-anak mau', kok ya kesannya gimanaaa gitu hehehe.

Sebenarnya sekali lagi ini hanyalah masalah sudut pandang. Kita sudah dikotakkan dengan bahwa kita itu mesti belajar dengan 3D: Duduk, Diam, Dengarkan. Padahal belajar itu jauuuuhhh lebih luas daripada itu. Menurut Kakek Wikipedia, Belajar itu adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon (lengkapnya baca di sini aja ya). Proses bagaimana stimulus jadi output itu abstrak, tak bisa diamati, tak bisa diukur, tidak terukur. Karena tidak bisa diukur dan tidak terukur, gak bisa dibilang seseorang (baca: anak) itu gak belajar juga kan ya, kalo kerjanya lari-lariaaaan terus, lompat sana lompat sini atau hanya duduk diam tidak mau berinteraksi. Mungkin ketika itu dia sedang belajar ^_^

Jadi kalo trus ketika pertanyaan seperti dijudul muncul dan jawabanku tetap keukeuh, 'ya gak ngapa-ngapain kok anaknya', 'anaknya maen aja kok kerjaannya seharian di rumah', walau sepenuhnya tidak berarti tidak belajar, ya memang itulah yang terjadi di rumah kami. Anak-anak bebas memilih mau apa hari itu. Boleh main boneka seharian, boleh main puzzle seharian, boleh main balok, main air (walau dengan sederet wanti-wanti ala Mama), berantem (lagi-lagi dengan sederet wanti-wanti Mama) dan lain-lain. Anak-anak di rumah difasilitasi oleh Kakek Neneknya, kami berlangganan TV Cable yang minim iklan, ada internet 24 jam yang bisa dipake anak-anak browsing dan main game sepuasnya. Kalo mau belajar agak-agak serius...nanti ya nunggu Mama pulang kantor hehehe.

Kalau pun Mamanya sudah pulang ngantor, tidak serta merta juga aura belajar itu berubah. Kebanyakan yang dilakukan adalah menemani anak-anak main game di internet, merapikan mainan yang sudah berserakan ke segala penjuru ruangan, nonton acara TV kesukaan mereka, bercanda, baca buku atau sekedar ngobrol saja. Ada kalanya kami saling teriak, marah-marah untuk mengkomunikasikan isi hati kami >_<  Ada kalanya diskusi panjang hanya untuk mengoreksi satu perbuatan yang itu lagi, itu lagi. Untuk materi belajar anak-anak, aku berlangganan beberapa materi online yang bisa diakses kapan saja. Kapan-kapan aku cerita deh, kami berlangganan apa saja untuk bahan belajar di rumah.

Balik ke topik awal, masalah belajar ini bener-bener harus melepas dogma bahwa belajar itu HARUS A, B, C dsb. Dalam belajar itu tidak ada kata HARUS, yang ada hanyalah kata BOLEH. Belajar gak harus duduk diam, belajar gak harus pake buku atau buku khusus, belajar tidak harus dengan guru tertentu. Tapi belajar duduk? Boleh. Belajar pake buku? Tentu boleh. Belajar dengan guru khusus? Ya silahkan, wong boleh ini. Ketika lepas dari BELAJAR itu HARUS....dijamin deh, akan lebih damai menyikapi apapun tingkah dan polah belajar anak-anak. Dan jangan dilupakan, bahwa kita juga sedang belajar bersama mereka. #catatan penting: walau sudah nulis begini, seringnya aku juga masih belum bisa melepas 3D ituh huhuhu#

Jadi kalo HS, trus emaknya kerja, belajarnya gimana? Ya begitu itu...belajar kapan saja, di mana saja, dengan siapa saja, tambah satu lagi ya, dengan cara apapun ^_^

Allah saja yang memampukan.

8 comments:

  1. saya suka banget dengan kalimat penutupnya :)
    noviaty #panggilannya inikah?
    makasih yak tulisannya dah mencerahkan ^-^

    ReplyDelete
  2. Terima kasih kembali Mba Rina. Panggil aku Ophie aja ^_^

    ReplyDelete
  3. Mencerahkan sekali...jadi semangat buat memberikan terbaik untuk anak..

    ReplyDelete
  4. senang bisa ketemu teman sepenanggungan ..halah...aq aja pe bosen mak klo ditanya org2...anaknya jadwalnya gimane mak?, kurikulumnya pake apa mak? mau ta bilang ga pake jadwal, ga pake kurikulu...entar gue dibilang ga tanggung jawab lagi..aq cuman senyum manis aja..:)

    ReplyDelete
  5. Wah, harus banyak belajar dari Mba (ga tau namanya ni hehehe). Aku masih belum bisa senyum manis yang maniiiisss bangettt kalo ditanyain begitu-begitu hehehe.

    ReplyDelete
  6. Pokoknya Allah tidak membebani hambanya di luar kemampuannya, mba ophieee, i love ur blog

    ReplyDelete